Monday, October 24, 2016

Rindu Itu....


Mereka bilang pertemuan dan perpisahaan itu rahasia semesta
Tapi seringkali kita ingin mengingkari cara kerjanya
Ingin melangkahi semesta
Merasa berhak bertemu tanpa harus berpisah

Bukan kah kehidupan dan kematian juga layaknya pertemuan dan perpisahan?

Di dunia ini tidak ada yang benar-benar milik kita.
Bahkan diri kita sendiri pun tidak sepenuhnya milik kita.

Terkadang perpisahan mengisahkan kerinduan

Rindu yang memaksa dan mendesak untuk diingat dan dirasakan

Rindu itu superti anak kecil
Manja dan cengeng
Tidak tahu harus berbuat apa
Merengek meminta ditemani
Merajuk meminta dipenuhi

Rindu itu bodoh
Berkali-kali dijelaskan juga tetap tidak mengerti apa itu jarak, secara matematika maupun umpama
Tidak bisa membedakan yang mana miliknya dan mana yang bukan

Rindu itu tidak tahu diri
Datang sesuka hati tanpa permisi
Pergi sesuka hati tanpa pamit diri
Meninggalkan rasa teriris diantara datang dan pergi


Monday, July 11, 2016

The Moment

It was 2 years ago
Ya, it had been 2 years ago.

It was a brief moment.
Isn't it?
A brief moment can become everything.

Maybe,
The one thing i couldn't let go to the very end, wasn't you,
but my heart.
My own heart.
And all of the things that i couldn't ever say to you.

For all the locks you've disintegrated,
and for all the doubt you’ve erased,
there’s still a part of me that I cannot relinquish: my heart.
Because when you have too much interest in a person, you begin form illusions about that person.

Having to let go when you don't want to is a sad thing.
Not being ready to let go and not expecting it, but having to let go regardless,
is even worse.

It’s hard wanting more, but knowing better than to seek it.
It’s hard maintaining an expectation-free, non-attachment relationship with someone I expect things from and feel attached to.

I don’t know how to feel gratitude instead of searing pain.
I don’t know how to fill the space inside my chest that you once occupied perfectly.
I don’t know how to come to terms with the pure injustice of our separation.
I don’t know how to free myself from the ghost of what never became.

Like a difficult song that's unbearable to hear.
Like a tedious assignment.
It had to end in order to receive praise.

Even amongst many people, i like you.
I still like you.
A place where i can shout out my feeling for you.

Unfortunately,
A person heart doesn't get smarter with age.
Like falling for someone, sometimes falling away from someone takes time too.

If it ever works out between you and me,
I’m happy to give you the battered and bruised remnants of what she never wanted to begin with.
If it never does, at least you’ll know whom to blame.

However,
There are no 'ifs' when it concerns the past.

But,
Happy memories are the best gifts you can receive while you live.
So,
Thank you

Something remained between me and you,
because i felt sorry for that love.
That love,
I hope it blooms in a better place next time.

Wednesday, June 22, 2016

Gelisah dan Tanda Tanya

Kau kah itu teka-teki yang meninggalkan cerita
Menceritakan cita-cita dan asa sebesar raksasa
Mengambarkan peta untuk dijelajahi bersama
Menghadirkan sejuta gelisah dibalik tanda tanya

'ada apa?'
'memang kenapa?'
'lalu?'
'bagaimana?'
'kenapa jadi seperti ini?'
'sejak kapan?'
'apa yang terjadi?'
'apa yang salah?'
'tidak kah kau perlu menjelaskan?'
'tidak kah aku butuh penjelasan?'
'tidak kah aku berhak mendapatkan penjelasan?'
'perlukan aku meminta penjelasan?'
'apa maksudmu?'

Atau mungkin,
Lebih tepatnya,
Sejuta tanda tanya dibalik kegelisahan


Tuesday, June 14, 2016

Pagi dan Senja

Menyapa dan menghilang
Terbit kemudian tenggelam

Lalu ada yang bertanya 'ada apa?'
Terasa seperti teguran daripada pertanyaan
Yang mengisyaratkan 'berhentilah berusaha'

Pagi mengirimkan pesan tersirat
Senja menyampaikan pesan dengan sangat tersurat

Seperti pagi dan senja
Kau dan aku selalu sangat berbeda

Tuesday, May 31, 2016

Senja, Hujan, Dan Cerita Yang Telah Usai

Jakarta, 20 Mei 2016
1.04 pagi

Untuk dia yang pergi
Aku memutuskan undur diri
Mengakhiri janji yang tak pernah terucap dengan pasti
Menyudahi harapan yang tak kunjung terpenuhi


Untuk dia yang pergi
Aku memutuskan angkat kaki
Dari ketidakpastian yang kau suguhi
Menghentikan permainan andai dan kalau dari jemari mimpi


Ada yang harus dilepaskan untuk merasa lega
Mereka bilang perpisahan hanya mengembalikan semua pada awal yang tidak pernah ada
Metafora yang tak pernah kupahami
Atau mungkin memang bukan untuk dipahami


Untuk dia yang pergi

Usahaku cukup sampai di sini
Barangkali kita hanyalah himpunan kebetulan yang tidak menjejak di bumi
Sekedar singgah untuk memuaskan napsu rasa ingin tahu dalam diri


sampai pada akhirnya,
seperti kata Rendra,

“ketika kebimbangan logika mengalahkan kebimbangan hati dan keburaman masa depan, semesta pun berbisik ‘cukup, mundur, dan pergilah’"



Tuesday, May 17, 2016

I'll Stand By No More

Waiting around for something to never happen only promotes the stagnation of life, progression, it halts the future and what it has in store.

What i so badly wanted you to see is that i am the girl who will cherish any time spent with you, simply because it is a chance to be near you. I am the girl who will make you homemade chicken noodle soup from scratch when you're not feeling well. I am the girl who will believe you when you say you want to "take things slow" to give us the chance at having something real, and enjoy what we have now. But I'm also the girl who will stand up for herself instead of being walked on.

Accepting your absence as a reality but not letting my feeling for you rot me from inside out. I don't like the feeling of endless questions. I need answer, answer you can't give, or maybe refused to give. I guess no answer is answer enough. I am not important enough to warrant a simple, quick text saying "you're not up for hanging out?". I am not important enough to stick around and wonder where this is going, because the answer is clearly a resounding "nowhere". It echoes off the walls built by the silence you have placed between us so many weeks ago now.

I'm done waiting for whatever it is, convincing myself that somewhere, even in the far back of your mind, is a thought of me that will ring through as if someone tapped a fingernail on crystal glass. A clear sound to ripple to the front of your consciousness and remind you I'm standing by, but i'll stand by no more.


Monday, May 16, 2016

Subuh

dirimu sedingin subuh
burung gereja menyanyikan senandung rindu

terbang setinggi yang kau mau

lari sejauh yang kau mampu
sembunyi saja sesukamu


aku mungkin tak tahu
aku mungkin tak akan mencarimu


karna aku tak perlu lagi menunggumu


Thursday, May 12, 2016

Siapa Perduli? Mungkin Aku

pagiku sendu
dipermainkan waktu
dirundung rindu
menanti temu
mendamba punggungmu

bagaimana caranya mengelabui rindu?
rindu ini terlalu pagi datang menyapaku

apa kabarmu?
bagaimana tidurmu?

sepertinya kamu pun tahu
aku hanya berpura-pura tidak merindukanmu

kau,
tulisan-tulisan indah yang sastrawan tuliskan di atas sebuah buku
sajak-sajak rindu yang dituliskan oleh penyair tersohor di negeri ku

apa kabarmu?
bagaimana rasa kopimu?

siapa perduli?
mungkin aku


-i miss our daily marathon conversations-

Saturday, May 7, 2016

Mungkin, Tak Akan Ada Aku Saat Kau Pulang Nanti

Engkau yang pergi,
mungkinkah kembali
duduk di sini
untuk kupandangi
sekali lagi
untuk terakhir kali

Aku ingin menyapamu dengan kata-kata yang dipungut jemari waktu yang ingin kekal
seperti kata Sapardi kesukaanmu "yang fana adalah waktu, kita abadi"

Haram hukumnya meminta kau tetap di sini
untuk tinggal sebentar lagi
kau adalah sabda-sabda kehilangan yang aku ukirkan di atas kertas
datang dari arah barat
saat senja tenggelam menghembuskan napas terakhirnya hari itu

kau adalah komedi yang aku tangiskan

Kau tak pernah benar-benar pergi
Kau hanya tak pernah benar-benar tinggal
itu saja.


Monday, March 14, 2016

Tentang Jarak

Iya, ini tentang jarak

Bukan jarak dalam pautan matematika
Itu akan mempermudah segalanya

Ini tentang jarak
Yang kau tarik untuk mengakhiri cerita
Jarak tak kasat mata yang panjangnya melebihi angka yang pernah ada

Ini tentang jarak
Yang kau tinggali
Yang kau tunggangi pergi
Yang kau yakini dan kau hidupi

Sudahkan kau temui rahasia jarak?
Sampai kau lupa makna jarak?
Sudahkan kau menghitung jarak?
Yang kau tarik dan kau gantung tanpa makna

Kepada jarak yang kau buat
Kepada pagi yang kau tiduri

Kau selingkuh dengan jarak

Seperti tukang kebun di halaman istana
Yang senantiasa menata kebun istana
Memangkas rumputnya, ranting pohonnya, dan merawat bunga-bunganya.

Aku ingin seperti tukang kebun istana
Aku ingin memangkas jarak
Agar tak lagi tampak kusut dan menyakitkan mata

Kau pergi meninggalkan jejak
Menutup pintu harap dan ratap

Sampai pada titik waktu
Aku pergi tanpa jejak
Meninggalkan ratap, melupakan harap

Kau adalah kenangan yang menampung rahasia
Yang tetap diam tanpa suara
Menggantungkan makna

Sampai pada titik waktu
Aku pergi tanpa suara
Mungkin juga tanpa rasa yang tersisa

Kau adalah rindu yang terlampau ramun untuk dikisahkan
Mengiringi bercumbunya ingatan dengan kenangan

Kau adalah rindu yang terlalu lama kupelihara
Yang terlalu banyak menyimpan rasa
Yang menjelma menjadi suatu cerita

Kau adalah jarak yang tak pernah kuceritakan
Karena itu aku tuliskan

Karena pada akhirnya
Tidak ada yang bisa memaksa
Tidak rindu
Tidak aku
Tidak juga jarak


Thursday, March 3, 2016

Buku

Hei lelaki yang duduk dibangku sebelahku. Yang asik dengan dunia bukumu. Tenggelam diantara kalimat-kalimat imajinasi dan kertas-kertas fantasi. Aku tau buku itu, pernah ku baca waktu dulu, menarik, bercerita mengenai seorang perempuan terpelajar yang tinggal di kota yang melarangnya belajar. Sesekali kau seruput kopimu dan kau benarkan letak kacamatamu. Benda yang membingkai mata coklatmu. Warna matamu adalah karanganku, mana aku tau warna matamu. Bertatapan saja tidak pernah.

Aku tak pernah punya keberanian untuk menyapamu. Bukan hanya karena aku malu, tapi aku tidak ingin mengganggu kemesraanmu dengan kekasihmu. Bukumu adalah kekasihmu. Setidaknya itu yang tertulis pada kartu di atas mejamu. Sungguh menarik kekasihmu itu, pikirku.

Sesekali kau angkat kepalamu dari timbunan kata itu. Merubah posisi dudukmu dan kembali menyelam ke dalam bukumu. Menyetubuhi kekasihmu. Tubuh indah bergelombang itu.

Kamu dengan kekasihmu dan aku dengan kekasihku. Buku. Bukumu berbeda dengan buku ku.
Saling diam dengan dunia yang bersinggungan namun tidak beriringan. Menarik bukan?
Kamu bertemu seseorang di tempat yang baru, atau tempat yang biasa kau kunjungi, hanya saja bertemu orang baru, melihat betapa dunia banyak orang sering kali bersinggungan, tapi tidak selalu beriringan. Hanya diam saja disitu, terpaku.

Buatku, ini adalah cara yang menyenangkan untuk membunuh waktu. Bagaimana tidak, bertemu orang baru, bermesraan dengan kekasihku, dan ditemani minuman kesukaanku. Sempurna bukan?
Tidak perlu berbicara dengan orang baru itu, melihatnya saja sudah cukup buatku. Aku senang memperhatikan orang tanpa berkata apa-apa. Mengenalnya dalam diam, dengan caraku.

Aku suka aroma parfum mu. Tidak menyengat, lembut, tapi menyegarkan. Akan tercium setiap kali kau merubah posisi dudukmu dan setiap kali pendingin ruangan itu meniup tubuhmu.

Seperti halnya orang baru di tempat itu, orang-orang sepertimu akan datang dan pergi seiring waktu.
Kamu hanya singgah sementara waktu. Kemungkinan kembali dan bertemu kembali sama seperti kemungkinan aku menyapamu. 1 dengan 1000 kemungkinan, mungkin.
Namun aku masih akan tetap duduk di situ, di sudut yang sama, dengan kekasihku.

"kamu bagaikan buku yang tidak pernah tamat ku baca"

Rindu

Rindu,

Rindu meninggalkan sepenggal kisah
Sepotong kenangan
Dan sepercik harapan.

Rindu merubah caraku memandang langit
Langit kerap kali terlihat kelabu,
mungkin karena mendung, ini kan musim hujan, pikirku
entah lah,
rindu selalu membuatku ragu

Rindu membuatku lebih senang termenung menatap langit-langit di kamarku
Memandangi cahaya lampu
Rindu membuatku mendengarkan lagu-lagu sendu
Meresapi kata demi kata yang berlalu

Rindu membuat terpaku
Rindu membuat kaku

"aku mampu merindu. aku mampu bercumbu.
namun aku tak mampu berharap lebih soal kehadiranmu"

Seperti hujan yang mengantarkan rindu,
Rindu membawaku padamu
tapi aku tak berani berharap rindu membawamu padaku
namun aku berdoa untuk itu