Akhirnya memiliki waktu menulis tentang Manila. Seminggu sudah lamanya.
Tidak, saya disini bukan untuk berlibur, melainkan untuk bekerja. Berlibur juga bisa, saya anggap ini bekerja sambil berlibur.
Senang rasanya pergi dari rutinitas Jakarta. Walaupun lingkungan baru seringkali membuatku mual dan sakit kepala. Tapi ada yang berbeda dengan mual dan sakit kepalanya, bertemu dengan tim baru yang sangat supportive menghilangkan sedikit mual dan sakit kepala.
Manila dan vanila
Tidak, ini bukan cerita mengenai seberapa manisnya rasa vanila di Manila atau orang bernama Vanila di Manila. Tapi mengenai manisnya cerita Manila semanis vanila.
Sungguh manis sehingga mampu membuatku lupa akan apapun yang terjadi di Jakarta. Manila hadir diwaktu yang sempurna.
Manila menghadirkan sepenggal kisah baru, lembaran buku baru, alunan musik baru, dan tentu saja
jalan cerita yang baru.
Bertemu gadis manis periang yang selalu tersenyum dan baik hati. Ia langsung saja merencanakan liburan bersama ke Indonesia. Ia selalu bilang "saya akan perkenalkan kamu pada pacar saya, saya harap kita bisa liburan bertiga bersama, akan lebih menyenangkan kalau kamu bisa membawa pasanganmu juga nanti, kencan liburan, atau bertiga tidak masalah, saya bisa mengenalkan kamu pada temen-teman saya hahaha"
Kami berjalan berkeliling kota, menonton pertunjukan musik dan cahaya, menyantap masakan khas manila dan berbincang banyak cerita.
Kemudian ada pria 30 tahun baik hati tidak suka gula yang senang menggoda. Mengaku dirinya idaman wanita, termasuk kedalam 10 besar pria yang diinginkan wanita ditempatnya bekerja katanya.
Memiliki kekasih selama 9 tahun tetapi belum yakin untuk menikahinya karena ingin mantap secara financial sebelum menikah.
Pandangan yang menarik bukan?
Menata diri dan hidup sendiri sebelum menyeret orang lain kedalamnya, yang terpenting, sebelum menghadirkan makhluk baru di dunia. Sungguh pandangan hidup yang mulia. Saya senang kami memiliki pandangan yang sama.
Tidak perlu memaksakan segala sesuatu kalau memang keadaan tidak mendukung untuk dilaksanakan.
Mengerti benar mana yang mungkin mana yang tidak. Sadar penuh mana angan dan harapan mana realita.
Tidak egois memikirkan keinginan sendiri semata.
Nikmati saja dulu yang ada sambil menyusun rencana dan menata yang sudah ada untuk lebih baik dari sebelumnya. Jangan menyeret orang lain kedalam sesuatu yang tidak seharusnya ia hadapai.
Ah seandainya semua laki-laki memiliki pandangan yang sama.
Saya rasa ini salah satu hal yang membuat saya senang berbicara dengannya, karena tidak hanya pandai tapi juga realistis menjejak realita dunia.
Dan mereka berdua senang mengacak-acak kamar apartemen saya. Menggeledah isinya berharap menemukan keajaiban di kolong kasur atau dibalik pintu lemari. Memindahkan letak bantal di sofa kemudian tertawa terbelalak saat menemukan sesuatu yang tak biasa. Mengotori karpet apartemen dengan sepatunya. Sungguh hari-hari dan malam-malam yang menyenangkan.
Ada pula atasan India yang tegap tinggi besar yang sangat sopan, baik hati, rapi, terstruktur, dan memiliki kesukaan yang sama dengan saya. Selalu siap membantu kesulitan siapapun, tidak hanya tim nya saja. Bahkan orang yang tidak ia kenal dijalanan Manila atau di restauran tengan kota.
Membantu temannya membawa kardus belanja, menuangkan makanan dan minuman untuk saya, memperhatikan menu makanan yang bisa saya santap, dan memastikan ia berjalan tidak terlalu cepat karena kakinya yang sangat panjang, kami memiliki perbedaan panjang tubuh 30cm. Sungguh bukan jarak yang pendek untuk perbedaan tinggi badan.
Bertemu dengan atasan rock&roll yang memiliki banyak tatto ditubuhnya yang sangat nyaman dengan dirinya. Tidak segan bercanda dengan tim nya dan memiliki kelinci putih bernama ikan.
Tidak berakhir sampai disitu saja. Ada juga atasan cantik pendiam yang sangat perhatian dan keibuan.
Bertemu gadis imut bergigi tupai yang memberikan begitu banyak cinderamata dari Korea. Ini bahkan pertama kalinya kami bertemu di Manila. Sebelumnya kami hanya berbicara melalui pesan suara.
Kami datang dari berbagai negara dan disatukan di Manila.
Menarik bukan?
Melakukan banyak kegiatan dan pekerjaan bersama.
Minum anggur merah berasama kelinci putih.
Bekerja bersama mereka membuka pandangan baru tentang dunia. Memberikan sudut pandang lain tentang kehidupan. Seluruh aspek kehidupan. Keluarga, pekerjaan, pertemanan, percintaan, sebutkan semua. Kami bahas setiap malam setelah bekerja ditemani daging dan anggur.
Sungguh beruntung bisa dipertemukan dengan mereka. Memiliki banyak pandangan tentang bekerja dan kehidupan, dan tidak segan untuk berbagi cerita. Usia kami cukup terpaut jauh berbeda, tapi hampir tidak ada batasan saat bertukar cerita. Pandangan kami tidak selalu sama, tapi itu tidak menghentikan kami untuk bertukar cerita.
Manila membuatku menyadari seberapa aku menyukai pekerjaanku. bertemu dengan orang dari berbagai negara, berbagai budaya, berbagai persona. Seberapa aku menikmati apa yang aku kerjakan walupun dilain sisi pekerjaanku juga bisa membuatku tertekan dan menggila. Menangis dan tertawa sudah terlewati semua. Seperti dua mata pisau bukan hahahaha
Tapi semua itu terbayarkan saat kamu sadar seberapa banyak ilmu dan pengalaman yang kamu dapatkan.
Beberapa teman bertanya "kenapa tidak bekerja diperusahaan lokal saja atau dipemerintahan? kamu kan perempuan, kamu akan memiliki lebih banyak waktu luang, jangan hanya karena uang kamu mengorbankan waktumu dan kesenanganmu. jangan terlalu ambisius jadi perempuan, nanti laki-laki takut"
Saya selalu menjawab "saya tidak merasa mengorbankan apapun, ini adalah buah dari pengorbanan saya beberapa tahun lalu, apa yang saya dapatkan sekarang, apa yang saya miliki sekarang, apa yang saya bisa lakukan sekarang, tidak akan terjadi tanpa usaha dan pengorbanan, bagaimana pengorbanan saya adalah urusan saya, bagaimana saya menentukan prioritas hidup saya adalah urusan saya"
"hidup saya sekarang tidak akan saya dapatkan jika saya mendengarkan kalian. bekerja di perusahaan multinasional adalah cita-cita saya sejak saya duduk dibangku SMP. saya hidup menuju mimpi saya sekarang. mimpi yang saya bangun, dan saya tidak akan membiarkan siapapun merusaknya"
"saya mengatur waktu luang saya, saya tetap dapat bermain dengan teman-teman saya, bermain dengan keluarga saya, melakukan hobi saya, bahkan pergi liburan. saya tidak merasa saya kekurangan waktu luang"
"saya yang menentukan bagaimana saya mengisi waktu saya dan jika laki-laki itu tidak bisa mengimbangi saya, maka itu bukan urusan saya. lagipula terlalu sempit untuk membatasi hidup saya sebatas pikiran laki-laki mana yang akan bisa mengimbangi saya nanti. sungguh merugikan"
Saya tidak perlu memiliki telepon genggam paling canggih keluaran terbaru atau mobil paling bagus keluaran terbaru. Saya bahkan tidak bisa mengendarai mobil. Saya pergi menggunakan kendaraan umum atau taksi online. Saya bahkan tidak bisa memaksimalkan penggunaan telepon genggam saya, tidak tertarik juga untuk melakukannya. Saya tidak banyak mempublikasikan waktu dan tempat liburan saya. Saya bahkan seringnya lupa saya membawa camera saat saya sedang berlibur. Saya menikmati liburan saya tanpa sibuk mengambil gambar.
Kualitas hidup saya tidak diukur atau ditentukan dari apa telpon genggam saya, apa mobil saya, atau dimana tempat liburan saya. Dan tentu saja tidak ditentukan apa kata orang tentang saya.
Orang hanya melihat apa yang mereka ingin lihat, percaya apa yang mereka ingin percaya, dan mendengar apa yang mereka ingin dengar. Sungguh bukan penilaian adil yang perlu saya ambil pusing.
Beruntungnya saya bekerja ditempat ini bersama tim yang memiliki pikiran terbuka. Dan ya tidak perlu khawatir tentang laki-laki, banyak laki-laki ditempat saya bekerja yang tidak takut dengan wanita yang mempunyai mimpi dan ambisi.
Untuk saya mimpi dan ambisi adalah salah satu hal yang membuat saya merasa hidup.
Tapi yang pasti adalah,
Saya menjalani hidup yang saya inginkan, dan ini barulah permulaan.
Tapi tidakkah rindu Jakarta?
Tentu saja saya rindu Jakarta. Jakarta adalah tempat dimana semua makhluk hidup yang saya sayangi berada. Jakarta adalah kota yang juga mengajarkan saya banyak hal, mengambil peran terbesar dalam hidup saya.Manila tidak akan bisa menggantikan posisi Jakarta. Lebih tepatnya, Manila tidak perlu menggantikan Jakarta. Manila dna Jakarta memiliki tempatnya masing-masing yang tidak bisa digantikan nantinya. Karena di Jakarta rumah saya berada, tapi rumah saya tidak pernah menghentikan mimpi saya, rumah saya selalu mendukung mimpi saya. Mungkin suatu saat nanti saya akan menemukan rumah baru, tapi rumah pertama, sampai kapanpun tak akan tergantikan.
Manila Vanila
Manila memulai kisah semanis vanila :)